Keputusan Menko Perekonomian Nomor 141/2025 yang dikeluarkan pada 17 Maret lalu membentuk empat kelompok kerja yang fokus pada energi hijau, industri hijau, kemitraan dan investasi hijau, serta pengembangan sumber daya manusia. Satgas ini melibatkan sejumlah menteri dari berbagai portofolio dan dipimpin langsung oleh Menko Perekonomian.
"Target kami adalah mendukung transisi energi di Indonesia menuju net zero emission pada 2060 atau lebih cepat," kata Airlangga saat mengumumkan pembentukan Satgas TEH pada 24 Maret 2025.
Adaptasi Teknologi dari Sektor Ekstraktif
Salah satu tren yang menarik adalah adaptasi teknologi berkelanjutan dari sektor pertambangan ke konstruksi komersial. Kontraktor yang memiliki pengalaman di sektor ekstraktif mulai mentransfer keahlian mereka dalam penerapan standar lingkungan yang ketat.
PT Adijaya Teknindo, kontraktor yang beroperasi di Kalimantan Timur sejak 2015, menjadi salah satu contoh perusahaan yang merespons kebijakan ini. Perusahaan yang telah tersertifikasi ISO 14001 untuk Environmental Management System ini telah menerapkan elemen bangunan hijau dalam proyek-proyek infrastruktur pertambangan.
"Sektor pertambangan sudah terbiasa dengan standar lingkungan yang ketat," kata Adi Wijaya, Komisaris PT Adijaya Teknindo.
"Pengalaman ini bisa diterapkan untuk mendukung pembangunan yang lebih berkelanjutan," imbuhnya.
Selama sembilan tahun beroperasi, perusahaan telah mengimplementasikan sistem pencahayaan hemat energi, teknologi konservasi air, dan penggunaan material berkelanjutan dalam proyek-proyek infrastruktur pertambangan yang kini diadaptasi untuk proyek komersial dan perkantoran.
Target Pemerintah dan Potensi Ekonomi
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional 2025-2029 menargetkan pangsa energi terbarukan mencapai 20 persen pada 2025 dan 23 persen pada 2029. Target ini membutuhkan dukungan infrastruktur berkelanjutan yang signifikan dari sektor konstruksi.
Data Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) menunjukkan ekonomi hijau dapat memberikan pertumbuhan Produk Domestik Bruto rata-rata 6,1-6,5 persen per tahun hingga 2045, dengan syarat adanya transformasi struktural melalui pembangunan infrastruktur berkelanjutan.
Sektor bangunan saat ini menyumbang 23 persen konsumsi energi nasional dan diproyeksikan mencapai 40 persen pada 2030. Kondisi ini menunjukkan urgensi transformasi sektor konstruksi untuk mendukung target pemerintah.
Investasi dan Proyeksi Masa Depan
Pemerintah telah mengalokasikan anggaran triliunan rupiah untuk pembangunan infrastruktur berkelanjutan. PLN merencanakan investasi untuk peningkatan kapasitas energi terbarukan yang membutuhkan pembangunan infrastruktur ekstensif.
Investasi besar ini membuka peluang signifikan bagi kontraktor lokal yang telah mempersiapkan diri dengan teknologi berkelanjutan. PT Adijaya Teknindo berencana memperluas jangkauan ke pasar yang lebih luas dalam tiga hingga lima tahun ke depan.
Perusahaan berencana mengajukan sertifikasi Green Building Council Indonesia (GBCI) untuk proyek-proyek terbaru dan membangun kemitraan strategis dengan vendor teknologi untuk integrasi energi terbarukan.
Konteks Global dan Positioning Indonesia
Indonesia saat ini menempati peringkat 42 dalam Climate Change Performance Index 2025, dengan target mencapai net-zero emissions sebelum 2050, satu dekade lebih cepat dari komitmen awal. Transformasi sektor konstruksi menjadi kunci untuk mencapai target tersebut.
Pembentukan Satgas TEH dengan melibatkan sejumlah kementerian menunjukkan pendekatan komprehensif pemerintah dalam transformasi ekonomi hijau lintas sektor. Respons positif dari sektor konstruksi, khususnya kontraktor lokal, menunjukkan kesiapan industri untuk mendukung agenda nasional ini.
Kami berharap dapat berkontribusi dalam transformasi industri konstruksi nasional menuju masa depan yang berkelanjutan," kata Adi Wijaya.
Dengan pengalaman dan keahlian yang telah dikembangkan selama bertahun-tahun, kontraktor lokal berpotensi menjadi pionir dalam penerapan konstruksi berkelanjutan di Indonesia, sekaligus mendukung pencapaian target transisi energi nasional. (Red)
Jakarta, (4/8)2025), saatkita.com - Pembentukan Satuan Tugas Transisi Energi dan Ekonomi Hijau (Satgas TEH) oleh Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto pada Maret 2025 mulai mendapat respons dari sektor konstruksi nasional. Sejumlah kontraktor lokal kini mengadaptasi teknologi berkelanjutan untuk mendukung target net zero emission Indonesia pada 2060.
Posting Komentar